Showing posts with label Karya ilmiah. Show all posts
Showing posts with label Karya ilmiah. Show all posts

Saturday, February 20, 2010

Action Research1

PROPOSAL

ACTION RESEARCH

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA MELALUI ACTION-FUNCTION AND FUN LEARNING DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BAHASA INGGERIS MURID SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BENGKALIS.

Oleh

1. Drs. H. Abdullah Hasan M.Sc

2. Khairil Anwar M.A

3. Aswir Astaman M.Pd

4. Rizky Gushendra M.Ed

PEMDA TK II KABUPATEN BENGKALIS

PROPINSI RIAU

2009

A. PENDAHULUAN

Bahasa Inggris memberikan peranan yang sangat penting di berbagai aspek kehidupan di era globalisaasi ini,dan juga merupakan bahasa yang paling banyak dipakai oleh manusia dewasa ini sebagai salah satu bahasa internasional. Dengan tantangan yang ditunjukkan oleh kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka bahasa Inggris merupakan bahasa yang sangat krusial untuk dikuasai untuk menimba berbagai ilmu pengetahuan baik melalui informasi media cetak maupun media elektronik. Selanjutnya juga diamati bahwa pada umumnya buku-buku ilmu pengetahuan ditulis dalam bahasa Inggris.

Tujuan pembelajaran bahasa Inggris secara umum mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi adalah untuk meningkatkan kompetensi komunikatif bahasa Inggris lisan dan tulisan, serta mampu mengakses berbagai informasi melalui ke empat skill bahasa, listening, speaking, reading and writing serta komponen bahasa grammar dan vocabulary.. Dengan penguasaan kompetensi bahasa tersebut, para pelajar diharapkan memiliki kesadaran tentang pentingnya bahasa Inggris untuk dikuasai sehingga mampu berkompetisi di era globalisaasi ini.

B. DASAR PEMIKIRAN

Sebagai dasar pemikiran untuk pelaksanaan kajian ini yaitu : Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 10 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing dan mengawaasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya,Pasal Ayat (1) juga menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, wewenang Pemerintah Daerah dalam pennyelenggaraan pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Lahirnya kedua undang-undang tersebut menandai sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan dari sistem yang cenderung sentralistik menjadi lebih desentralistik.

C. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Di tingkat SD/MI, bahasa Inggris diberikan sebagai muatan lokal untuk kelas 1 s/d 3, sedangkan kelas 4 s/d 6 sudah merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari dengan waktu 2 jam pelajaran per minggu. Di jenjang sekolah menengah pertama dan menengah atas merupakan salah satu mata pelajaran yang menentukan untuk kelululusan ujian nasional dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran per minggu. Sedangkan di tingkat perguruan tinggi, bahasa Inggris disajikan 2 /d 6 SKS dan kurikulumnya mengarah kepada English for Specific Purposes.

Suwarsih (2002:142) menyatakan bahwa berdasarkan pengamatan para alumni siswa-siswi sekolah menengah atas sederajat yang telah mempelajari bahasa Inggris paling kurang 6 tahun setara dengan alokasi waktu 900 jam pelajaran secara umum masih tidak mampu menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi baik lisan maupun tulisan. Fenomena ini juga diamati dikalangan alumni perguruan tinggi yang masih sedikit sekali yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris sehingga masih sangat jauh dari pencpaian tujuan pembelajaran bahasa Inggris meskipun sudah banyak usaha-usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan pencapaian kwalitas yang diharapkan.

Zainil (2005:10) states that based on observation and experiences in teaching English at junior and senior high schools in Indonesia, in general, indicates that the teachers have done communicative language teaching for several years based on their different perceptions and understandings. Few teachers teach English in real situation, most of them do it inartificial ones, and some in both. Hal ini menunjukan masih sedikitnya jumlah guru yang mampu secara profesional menyajikan pelajaran bahasa Inggris dengan strategi pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik dan mempercepat pencapaian hasil belajar yang diharapkan.

Selanjutnya berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti dalam training /workshop guru-guru bahasa Inggris untuk tingkat SD/MI di beberapa kabupaten di Riau, masih sedikit sekali guru yang profesional yang mampu mengajar bahasa Inggris dengan metode dan strategi yang sesuai dengan English for children, sehingga menyebabkan mata pelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang harus ditakuti oleh para murid., malahan ada sebahagian murid tidak mau masuk belajar dalam pelajaran bahasa Inggris.

Untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut, pemerintah dalam hal ini departemen pendidikan nasional mulai tingkat nasional, propinsi dan sampai tingkat kabupaten dan kota serta sekolah-sekolah telah banyak melakukan terobosan-terobosan berupa pelatihan-pelatihan/workshop guru-guru bahasa Inggris mengenai metode ataupun strategi pembelajaran serta kurikulum bahasa Inggris dan textbook, namun kenyataan menunjukkan bahwa hasil atau tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang diharapkan belum memadai. Karena itulah kami dari team peneliti tertarik untuk melaksanakan action research dengan judul “STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA MELALUI ACTION-FUNCTION AND FUN LEARNING DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BAHASAINGGERIS MURID SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BENGKALIS”, sebagai salah satu solusi terhadap permasalahan yang ada serta menyumbangkan ide demi peningkatan mutu pendidikan khususnya di bidang bahasa Inggris.

D. PERNYATAAN MASALAH.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada di tingkat sekolah dasar baik pihak guru maupun murid merupakan suatu hal yang perlu dipertanyakan bagaimana caranya mengatasi kendala-kendala yang ada khususnya pembelajaran bahasa Inggris di sekolah tingkat dasar tersebut sehingga dapat mencapai hasil/ tujuan pembelajaran yang diharapkan. Apa usaha-usaha yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah ( perancang kurikulum) ,pihak sekolah (kepala sekolah dan tenaga pendidik bahasa Inggris). maupun masyarakat?. Strategi pembelajaran bahasa Inggris bagaimanakah yang memungkinkan termotivasinya murid SD/MI sehingga timbulnya minat mereka serta senang belajar bahasa Inggris?

Berkenaan dengan pembelajaran bahasa, Julian (1994:15) mengungkapkan bahwa ‘ the key to learning is motivation, never forget it’. Hal ini dapat dinyatakan bahwa motivasi merupakan kunci keberhasilah belajar bahasa, semakin tinggi motivasi seseorang peserta didik dalam belajar bahasa, maka semakin tinggi pula keberhasilan atau prestasi belajar yang akan diraihnya. Di lapangan menunjukkan bahwa murid-murid SD/MI masih banyak yang belum termotivasi dalam belajar bahasa Inggris serta kurang minatnya begitu juga dengan sikapnya sehingga mengakibatkan hasil/prestasi yang belum memadai. Selanjutnya kurangnya sarana dan prasana belajar bahasa Inggris serta kurangnya pengetahuan atau skill para guru bahasa Inggris dan strategi yang tidak menarik perhatian murid-murid dalam proses pembelajaran, maka akan semakin jauh prestasi murid untuk meraih keberhasilan yang diharapkan.

E. TUJUAN KAJIAN.

Tujuan utama dari kajian action research ini adalah untuk menerapkan strategi pembelajaran bahasa Inggris yang relevan untuk murid-murid tingkat sekolah dasar sehingga mereka termotivasi untuk belajar bahasa Inggris setelah diadakan action research selama 3 bulan atau setara dengan alokasi waktu 60 jam pelajaran serta dapat memperoleh hasil/prestasi belajar yang diharapkan.

Selanjutnya juga bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan strategi pembelajaran bahasa Inggris melalui action-function dan fun learning disertai dengan modul, pengadaan kaset dan VCD lagu-lagu bahasa Inggris sesuai dengan topik pembahasan yang disampaikan.Akhirnya hasil kajian Action Research ini akan diseminarkan pada Seminar internasional Bahasa Inggris yang akan dilaksanakan oleh MICELT (Malaysia International Conference on English Language Teaching ) yang ke delapan pada tahun 2010..

E. PERUMUSAN KAJIAN.

Perumusan kajian ini diungkapkan dengan pertanyaan sebagai berikut:

  1. Bagaimana sikap (attitude) peserta didik setelah diberikan action research selama 60 jam pelajaran?
  2. Bagaimana motivasi peserta didik setelah diberikan action research selama 60 jam pelajaran?
  3. Bagaimana kemampuan speaking peserta didik sebagai pemula untuk memperkenalkan dirinya sendiri atau orang lain?
  4. Bagaimana penguasaan vocabulary yang dikuasai oleh peserta didik setelah diberikan action reseaech selama 60 jam pelajaran?
  5. Bagaimana kemampuan peserta didik memberikan perintah untuk melakukan simple action and function?
  6. Bagaimana kemampuan peserta didik dalam melakukan komunikasi tanya jawab baik sesama teman maupun dengan guru dalam proses pembelajaran?
  7. Bagaimana respon peserta didik bila ditunjuk oleh guru untuk menyanyikan lagu bahasa Inggris dalam proses pembelajaran?
  8. Bagaimana respon peserta didik bila ditunjuk oleh guru untuk melakukan perintah dalam bahasa Inggris?
  9. Bagaimana respon peserta didik bila ditunjuk oleh guru untuk melakukan role play dalam pembelajaran bahasa Inggris?
  10. Bagaimana respon peserta didik bila ditunjuk oleh guru untuk melakukan English game dalam pembelajaran bahasa Inggris?

G. POPULASI DAN SAMPEL KAJIAN.

Mengingat besarnya populasi kajian ini yaitu seluruh SD/MI sekabupaten Bengkalis dan juga kajian ini adalah action research maka sampel yang digunakan adalah 48 orang murid dari 2 buah sekolah yang dibagi menjadi 2 kelas dengan jumlah murid 24 orang per kelas pada kelas 4 Sekolah Dasar.

H. WAKTU dan LOKASI KAJIAN

Kajian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan atau 60 jam pelajaran di 2 sekolah di Kabupaten Bengkalis.

I. KERANGKA KAJIAN.

THEORETICAL FRAMEWORK


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Bruen, J. 2001 Strategies for success: profiling the effective learners of German. Foreign language Annals, 34(3) 216-225

Chamot, A.U., Barnhardt,S., El-Dinary,P.B., & Robbins,J. 1996. Methods for teaching learning strategies in the foreign language classroom. In R,I., Oxford (ed.). Language learning strategies around the world: cross-cultural perspectives (Tech, Rep. No. 13, pp. 175-187). Honolulu, HI: University of Hawai Press

Cohen, A.D. 1998. Strategies in learning and using a second language.

New York: Addison Wesley Longman.

Dickinson, L. 1987. Self instruction in language learning. Cambridge University

Press.

Drozdial-Szelest, K. 1997. Language learning strategies in the process of acquiring a foreign language. Poznan, Poland: Motives.

Gay, L.R. & Peter Araisian. 2003. Educational research competencies for analysis and application. Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey.

Green, J.M., & Oxford, R. 1995. A closer look at learning strategies, L2 proficiency, and gender. TESOL Quarterly, 29 (2), 261-297.

Holec, H. 1981. Autonomy and foreign language learning. Oxford Pargamon Press.

Khairul, 2004. Perception of language learning strategies used by Indonesian secondary school learners according to gender and field of study and their relationships with English language achievement. Universiti Putra Malaysia.

Johari Afrizal .2005. Language learning strategies of EFL university students at an Indonesian private university, Universiti Kebangsaan Malaysia.

Lee, K.R. & Oxford, R.L 2008 Understanding EFL learners’ strategy use and strategya awareness. The Asean EFL Journal Quarterly, 10 (1), 7-32.

Littlewood, William. 1996. Self-: Why do we want it and what can it do? London: Longman..

Manfred, W. 2007 The relationship between the use of metacognitive language-learning strategies and language-learning motivation among Chinese-speaking ESL learners at a vocational education institute in Hong Kong. The Asean EFL Journal Quarterly, 9 (3), 93-117.

Maleki, A. & Zangani, E. 2007 A survey on the relationship between English language proficiency and the academic achievement of Iranian EFL students. The Asean EFL Journal Quarterly, 9 (1), 64-72.

Mohammed Amin Embi 1996, Language learning strategies emplyed by secondary school students learning English as a foreign language in Malaysia, Doctoral dissertation. School of Education, University of Leeds.

Mohammed Amin Embi 2000, Language learning strategies, Bangi: Fakulti Pendidikan, Universiti Kebangsaan Malaysia.

Mohammed Amin Embi 2000b A Web-Based learner training model, Bangi: Fakulti Pendidikan, Universiti Kebangsaan Malaysia.

Mohammed Amin Embi, Juriah Long & Mohd.Isa Hamzah. 2001, Language learning strategies employed by secondary school students in Malaysia, Journal of Education, Universiti Kebangsaan Malaysia

O’Malley, J.M., Chamot, A.U., 1990. Learning strategies in Second language acquisition. New York; Cambridge university Press.

Oxford, R.L. 1990.Language learning strategies; What every teacher should know. Boston: Heinle & Heinle.

Oxford, R.L., & Burry-Stock, J.A.1995. Assessing the use of language learning strategies worldwide with the ESL/EFL version of the Strategy Inventory for Language Learning System, 23 (2),153-175

Suwarsih, 2002. Developing standard for EFL in Indonesia as part of the EFL teaching reform, TEFLIN Journal, Vol.3 (2) August 2002.

Zainil. 2005. Communicative language teaching of English: Universitas Negeri Padang Press.

Zainil, 2005. Good language learner strategies and communicative language teaching. Universitas Negeri Padang Press.

ANGGARAN DANA

Besar dana yang dibutuhkan.

  1. Satu unit laptop ………………………………………. Rp. 9.000.000,
  2. Satu unit infocus……………………………………….Rp.10.000.000
  3. Satu unit kamera………………………………………Rp. 8.000.000
  4. Proposal………………………………………………. Rp. 1.000.000
  5. Pelatihan guru (20 orang) selama 40 jam……………. Rp. 20.000.000
  6. Action Research selama 3 bulan (60 jam).................... Rp. 45.000.000.
  7. Pengadaan rekaman kaset/VCD…………………….. Rp. 10.000.000
  8. Pembuatan modul…………………………………… Rp. 10.000.000
  9. Pembuatan laporan penyelidikan…………………… Rp. 5.000.000
  10. Transportasi…………………………………………. Rp. 15.000.000

_______________________________________

Jumlah Rp. 135.000.000