By. NUR IKHSAN,S.Pd
SMAN 2 RAMBAH HILIR (ROHUL)
HP: 081365774929
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa Inggris merupakan alat untuk
berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan
mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh
adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks
lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa,
yaitu mendengarkan (Listening),berbicara (Speaking),membaca (Reading) dan
menulis (Writing).
Keempat keterampilan inilah yang
digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu
berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi
tertentu.
Didalam
pembelajaran bahasa inggris ada beberapa
materi yang harus dikuasai oleh peserta didik tingkat SMA, seperti teks
fungsional pendek, percakapan interpersonal, dan teks yang berbentuk narrative,
recount, report, procedure, newsitem, hortatory exposition, analytical
exposition, explanation, discussion,and review (Genre based Approach). Salah
satu teks tersebut berbentuk descriptive.
Sebagaimana
tercantum didalam standar isi, tentang kompetensi dasar yang harus dimiliki
siswa tingkat SMA dalam menulis adalah mampu mengungkapkan berbagai makna
(interpersonal) dalam berbagai teks tulis interaksional dan monolog yang berbentuk narrative, report, recount, dan
lainnya pada umumnya, khususnya siswa diharapkan mampu membuat teks singkat yang
berbentuk descriptive.
Namun
kenyataannya, kemampuan siswa kelas X SMAN 2 Rambah Hilir dalam menulis,
khususnya teks yang berbentuk descriptive sangatlah rendah. Sebahagian siswa
belum mampu membuat teks singkat yang berbentuk descriptive.
Kemungkinan
rendahnya kemampuan menulis siswa dalam teks yang berbentuk descriptive
disebabkan oleh motivasi siswa yang rendah, atau karena metode penilaian yang
tidak tepat, bisa juga karena rendahnya
penguasaan tata bahasa inggris, atau mungkin karena metode mengajar yang tidak
tepat, dan frekuensi latihan yang tidak cukup.
Sebagai
seorang guru, penulis merasa terpanggil untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam proses pembelajaran, termasuk juga rendahnya kemampuan menulis
siswa kelas X SMAN 2 Rambah Hilir dalam teks yang berbentuk descriptive. Dan
penulis merasa menemukan pemecahannya yaitu melalui metode estafet writing, namun
peningkatan kemampuan menulis siswa dalam teks descriptive belum teruji secara ilmiah.
Oleh karena itulah penulis membuat penelitian tindakan kelas dengan judul: MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA KELAS X SMAN 2 RAMBAH HILIR MELALUI
METODE ESTAFET WRITING.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, indikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Motivasi
siswa yang rendah
2.
Metode
penilaian yang tidak tepat.
3.
Rendahnya
penguasaan tata bahasa inggris
4.
Metode
mengajar yang tidak tepat
5.
Frekuensi
latihan yang tidak cukup
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
indikasi masalah diatas, penelitian ini dibatasi hanya pada meningkatkan kemampuan menulis teks
descriptive siswa kelas X SMAN 2 Rambah Hilir melalui metode estafet writing.
D. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Sejauh
manakah peningkatan kemampuan menulis teks descriptive siswa X SMAN 2 Rambah
Hilir melalui metode estafet writing?
2.
Kendala
– kendala apakah yang dihadapi dalam menerapkan metode estafet writing?
3.
Bagaimana
penggunaan metode estafet dapat meningkatkan kemampuan menulis teks descriptive
siswa?
4.
Apakah
metode estafet writing dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa?
E. Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui sejauh manakah kemampuan menulis teks descriptive siswa kelas X SMAN
2 Rambah Hilir melalui metode estafet writing
.
2.
Untuk
mengatasi kendala – kendala yang
dihadapi dalam menulis.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana penggunaan metode estafet dapat meningkatkan kemampuan
menulis teks descriptive siswa.
4.
Untuk
mengetahui apakah metode estafet writing dapat meningkatkan kemampuan menulis
siswa.
F. Manfaat
Penelitian
Adapun
manfaat penelitian ini dapat berguna untuk :
1.
Guru
Dapat memberikan
informasi tentang metode yang sesuai dengan pembelajaran
2.
Siswa
Meningkatkan
motivasi dan prestasi pada pelajaran bahasa inggris.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian Teoritik
A.1.
Pengertian Menulis
Menulis
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno dan M. Yunus
dalam St.Y. Slamet, 2007: 96). Sementara itu Puji Santosa, dkk (2008: 6.14)
mengemukakan bahwa menulis dapat dianggap sebagai proses ataupun suatu hasil.
Menulis adalah menemukan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu (Tarigan dalam Muchlisoh, 1993: 233). Menurut Byrne dalam
St.Y. Slamet (2008: 141) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis pada
hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga
berbentuk kata, dan kata-kata dapat disusun menjadi kalimat menurut peraturan
tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara
utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan berhasil.
A.2.
Pengertian Descriptive Text
A.3.
Metode Estafet Writing.
Estafet
writing adalah salah satu strategi yang digunakan didalam proses pembelajaran
bahasa inggris yang mana diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis. Dimana adanya
kerjasama antar siswa yang satu dengan yang lainnya. Sehingga pada akhirnya
siswa dapat membuat sebuah teks secara berantai.
Melalui metode
estafet writing didalam menulis sebuah teks, diharapkan secara umum siswa kelas
X SMAN 2 Rambah Hilir mampu
mengungkapkan pikiran, perasaan, ide dan pendapatnya, khususnya mampu
menghasilkan sebuah teks singkat yang berbentuk descriptive.
B.
Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang Kemampuan Menulis Teks descriptive
Melalui Estafet Writing, pernah diteliti oleh: Siti Syathariah, yang judulnya
Meningkatkan Motivasi dan Kemauan Siswa dalam Menulis Puisi dengan Metode
Estafet Writing, 2010 yang mana hasilnya diketahui bahwa selama proses
pembelajaran menulis puisi dengan metode Estafet Writing motivasi siswa
meningkat.
Walaupun begitu, penelitian ini memiliki persamaan dengan
masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama menggunakan metode Estafet Writing.
Adapun perbedaannya dengan penelitian yang penulis angkat
adalah penulis membahas tentang kemampuan menulis teks descriptive, akan tetapi
Penelitian Siti Syathariah mengangkat tentang motivasi dan kemauan siswa dalam
menulis puisi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas yaitu
penelitian yang bertujuan untuk pencapaian hasil belajar siswa.
A. Setting
Penelitian
A.1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Rambah Hilir,
karena penulis mengajar disekolah ini. Sehingga penilitian ini tidak dapat
dengan mudah dilaksanakan dan bahkan tidak akan menganggu kegiatan proses
belajar mengajar di sekolah ini.
A.2. Subject
Adapun subject penelitian ini adalah
siswa kelas X.C yang berjumlah 30 orang
siswa; 12 laki-laki dan 18 perempuan. Adapun alasan penulis memilih kelas
tersebut karena disebabkan sebagian besar siswa kelas X.C memiliki kemampuan
menulis writing yang rendah.
A.3. Waktu
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada
semester ganjil tahun pelajaran 2012 / 2013, tepatnya pada bulan September –
November 2012.
B.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dalam 3 siklus, siklus pertama
adalah mencari materi, merancang RPP, melaksanakan pretest, memberi perlakuan (
mengajar) dan memberikan pengujian. Adapun siklus kedua adalah menganalisa
hasil pretest dan pengujian, menganalisa hasil refleksi dan memberi tindakan. Kemudian siklus ketiga adalah mengoreksi hasil.
C.
Instrumen Penelitian
Adapun instrument penelitian ini berupa penugasan, yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa.
D.
Analisis Data
Keberhasilan penelitian ini ditentukan oleh meningkatnya
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mengukur hasil belajar siswa,
instrument yang digunakan adalah memberi penugasan untuk setiap siklus. Analisa
data dilakukan dengan melihat perkembangan peningkatan hasil belajar dari
siklus 1, siklus 2 dan siklus 3, yang dijelaskan dalam bentuk angka dan
deskripsi kemajuan.
MATERI; CONTOH
SEBUAH TEKS DESCRIPTIVE
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran direncanakan
dalam tiga kegiatan, yaitu (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, (3) kegiatan
akhir. Berikut ini
adalah uraiannya:
KEGIATAN
AWAL
1. Pertama mengabsen kehadiran siswa dan menkondisikan kelas
untuk memulai pelajaran.
2.
Kemudian
mereview pelajaran yang lalu pada kompetensi
reading pada teks narrative serta guru bertanya jawab
tentang generic structure, communicative purpose, dan language feature teks
narrative.
3.
Setelah
itu guru memberikan contoh sebuah teks descriptive kepada siswa.
KEGIATAN
INTI
1. Pelaksanaan dengan menggunakan metode estafet writing,
diawali dengan penjelasan tentang langkah-langkah metode pembelajaran estafet
writing.
2. Kemudian guru membagi siswa atas 6 kelompok kecil yang
beranggotakan 5 siswa tiap-tiap kelompok.
Boleh dijelaskan langkah-langkah intruksi strategi Estafet wrting itu apa saja? thanks
ReplyDeletemaaf ya umpat mengcopy lah
ReplyDeleteada buku atau referensi yang merujuk pd metode estafet writing ga? teroi siapa? thanks before!
ReplyDeletegan boleh ditunjukan referensinya ..?
ReplyDeleteSayanganya gk ada langkah"nya cara pengajarannya
ReplyDelete