Oleh
: PUTIKAH, S.Pd
SMAN
1 INDRA PRAJA TEMBILAHAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
pembelajaran Bahasa Inggris, ada empat keterampilan berbahasa yang harus
dimiliki peserta didik, yaitu mendengar (listening), berbicara (speaking),
membaca (reading) dan menulis (writing). Keterampilan menulis merupakan salah
satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus di pelajari peserta didik.
Keterampilan ini tidak selalu mudah dilakukan. Diperlukan proses belajar dan
latihan untuk mengasah bakat dan keterampilan menulis yang sudah ada.
Keterampilan
menulis ini menjadi sangat penting bagi peserta didik karena dengan menulis
peserta didik dapat mengukur kemampuan berbahasa dan mengukur penguasaan
kosakata yang dimilikinya. Selain itu, peserta didik juga dapat menuangangkan
ide-ide yang selama ini sulit untuk di kemukakan secara lisan.
Dalam
pembelajaran Bahasa Inggris di SMA, ada beberapa jenis teks atau genre atau
text types yang harus dikuasai oleh peserta didik, salah satunya adalah teks
narrative. Menulis teks narrative merupakan kompetensi menulis yang sudah ada
dan dimulai di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Peserta didik dapat
mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain melalui kegiatan
menulis nararative. Kemampuan menulis narrative tidak secara otomatis dapat dikuasai
oleh peserta didik, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan
teratur sehingga peserta didik akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan
menulis.
Berkaitan
dengan keterampilan menulis, peserta didik diharapkan mampu menulis teks narrative.
Idealnya peserta didik mampu menulis teks narrative sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan yang tercakup dalam langkah-langkah retorika teks narative yang
terdiri dari generic stucture (susunan umun teks) yang mencakup orientation,
complication dan resolution, serta
menggunakan languange features seperti simple past tense (verb 2), action
verbs, dan conjunction. Selain itu tulisan yang dihasilkan oleh peserta didik
mengandung pesan moral (moral value).
Namun
kenyataannya, masih banyak peserta didik yang belum mampu menulis dengan baik.
Hal ini di karenakan, peserta didik tidak atau belum memahami
perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap teks tersebut. Oleh sebab itu, perlu
adanya penjelasan yang lebih sehingga peserta didik dapat membedakan setiap jenis
teks secara mudah dan dapat mengembangkan keterampilan menulis mereka dengan
langkah-langkah retorika dari setiap teks tersebut.
Terjadi kesenjangan
antara hasil ideal dengan kenyataan yang
ditemukan disekolah dalam kemampuan menulis peserta didik disebabkan oleh motivasi peserta didik yang rendah atau peserta didik belum memahami
genre based approach, kemungkinan lain dikarenakan keterbatasan kosakata yang dimiliki peserta
didik atau mungkin juga karena peserta didik kurang memahami languange features
dari setiap jenis teks atau kemungkinan terbesar pendidik kurang memberi
penjelasan langkah-langkah retorika dari setiap jenis teks kepada peserta
didik.
Sebagai seorang guru, penulis merasa terpanggil
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam tugas sebagai pendidik
dalam proses belajar mengajar termasuk juga rendahnya kemampuan menulis peserta
didik dan penulis merasa menemukan cara untuk memecahannya yaitu melalui
penjelasan langkah-langkah retorika. Namun peningkatan kemampuan menulis
peserta didik belum teruji secara ilmiah, oleh karena alasan inilah penulis
membuat penelitaian tindakan kelas dengan judul
MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARRATIVE
MELALUI PENJELASAN LANGKAH-LANGKAH RETORIKA DI KELAS X SMAN 1
INDRA PRAJA TEMBILAHAN
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Motivasi
peserta didik yang rendah
2. Peserta
didik belum memahami genre based approach
3. Keterbatasan
kosakata yang dimiliki peserta didik
4. Peserta
didik kurang memahami languange features dari setiap jenis teks
5. Pendidik
kurang memberi penjelasan langkah-langkah retorika dari setiap jenis teks
kepada peserta didik
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas, penelitian ini dibatasi hanya pada meningkatkan
kekampuan menulis teks narrative peserta didik kelas X melalui penjelasan
langkah-langkah retorika.
D. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah
melalui penjelasan langkah-langkah retorika dapat meningkatkan kemampuan
menulis teks narrative peserta didik kelas X SMAN 1 Indra Praja Tembilahan?
2. Sejauhmanakah
meningkatnya kemampuan menulis teks narrative peserta didik kelas X SMAN 1 Indra
Praja Tembilahan melalui penjelasan langkah-langkah retorika?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk
menemukan data dan informasi bahwa melalui penjelasan langkah-langkah retorika
dapat meningkatkan kemampuan menulis teks narrative peserta didik kelas X SMAN
1 Indra Praja Tembilahan
2. Untuk
mendapatkan data dan informasi bahwa seberapa jauh meningkatnya kemampuan
menulis teks narrative peserta didik kelas X SMAN 1 Indra Praja Tembilahan
melalui penjelasan langkah-langkah retorika
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
Untuk meningkatkan kemampuan menulis
peserta didik menurut jenis teks yang sesuai dengan lebih aktif, efektif dan efisien
b.
Bagi
Guru
Meningkatkan keterampilan guru dalam menyelenggarakan
pembelajaran
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kajian
Teoritis
2.1.Teori
Menulis
Dengan berdasar
pada betapa pentingnya keterampilan menulis ini, para ahli banyak yang mencoba
mendefinisikan keterampilan atau kegiatan menulis ini sesuai dengan pendapatnya
masing-masing. Berikut akan disampaikan beberapa pengertian menulis menurut
para ahli.
Menurut Djuharie
(2005: 120), menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat di bina dan di
latihkan. Hal ini senada dengan apa yang di ungkapkan Ebo (2005: 1), bahwa
setiap orang bisa menulis. Artinya, kegiatan menulis itu dapat dilakukan oleh
setiap orang dengan cara dibina dan dilatihkan.
Mengenai
Pengertian menulis, Pranoto (2004: 9) berpendapat, bahwamenulis berarti
menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada
orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat di artikan sebagai ungkapan atau
ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui
proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.
Batasan
menulis menurut Tarigan (1994: 21), yaitu menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik, menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin
dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.
Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi
bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan, antara
melukis dan menulis.
Berdasarkan
uraian diatas, maka dapat diketahui hasil kegiatan menulis adalah sebuah
tulisan. Hasil sebuah tulisan pada dasarnya adalah untuk menyampaikan pikiran,
pendapat, atau gagasan yang muncul. Mengingat fungsi utama kegiatan menulis
merupakan sarana berkomunikasi secara tidak langsung, maka penting bagi peserta
didik untuk mempelajari keterampilan menulis. Selain dapat meningkatkan
kecakapan berpendapat, menulis juga dapat melatih peserta didik menuangkan ide
pikiran dengan lebih mudah. Dapat disimpulkan menulis adalah kegiatan yang
produktif dan ekspresif dengan cara mengungkapkan gagasan yang ada dalam
pikiran kita kedalam bentuk tulisan.
2.2. Teks Narrative
A narrative
text is an imaginative story to entertain people (teks narasi
adalah cerita imaginatif yang bertujuan menghibur orang).
Jika melihat pada kamus bahasa Inggris, secara harfiah narrative bermakna (1)
a spoken or written account of connected events; a story. (2) the narrated part
of a literary work, as distinct from dialogue. (3) the practice or art of
narration.
(Narrative bermakna : 1. sebuah cerita baik terucap atau tertulis tentang peristiwa-peristiwa yang berhubungan. 2. bagian yang diceritakan dalam sebuah karya sastra, berbeda dengan dialog. 3. Praktik atau seni bercerita)
(Narrative bermakna : 1. sebuah cerita baik terucap atau tertulis tentang peristiwa-peristiwa yang berhubungan. 2. bagian yang diceritakan dalam sebuah karya sastra, berbeda dengan dialog. 3. Praktik atau seni bercerita)
Jika disimpulkan, maka sebuah
narrative text adalah teks yang berisi sebuah cerita baik tertulis ataupun
tidak tertulis dan terdapat rangkaian peristiwa yang saling terhubung.
2.3. Langkah – Langkah Retorika
Kehidupan manusia jelas tak lepas dari retorika, dari keseharian
individual sampai kehidupan sosial yang kompleks. Soalnya adalah retorika
seperti apakah yang patut dikembangkan sehingga mencerahkan kehidupan bersama.
Dalam Modern rhetorical Criticism (1977), Roderick P. Hart melukiskan ‘alam
pikiran retorika’ yang dipandangnya sehat. Suatu retorika yang baik, katanya,
harus memadukan empat aspek. Pertama, scientifically demonstrable; harfiahnya
suatu tuturan harus bisa dibuktikan secara ilmiah atau berdasarkan fakta.
Kedua, artistically creative; terutama berasosiasi dengan pemanfaatan
retorika secara particular, yakni dalam pengucapan seni. Dalam berbahasa
sehari-hari tentu tidak perlu berbunga-bunga, yang penting jelas dan santun.
Ketiga, philosophically reasonable; memperhatikan moral dan etika dalam
bertutur untuk membedakan baik dan buruk, manfaat dan mudarat, berkah dan
mubazir. Akhirnya, keempat, socially concerned; suatu retorika, apalagi yang
terbuka untuk umum, haruslah bertemali dan bermanfaat memecahkan masalah orang
banyak sehingga menyejahterakan kehidupan bersama lahir-batin.
Generic Structure dari Narrative Text
Orientation : It is
about the opening paragraph where the characters
of the story are introduced.(berisi pengenalan tokoh, tempat dan waktu
terjadinya cerita (siapa atau apa, kapan dan dimana)
Complication : Where
the problems in the story developed. (Permasalahan muncul / mulai terjadi
dan berkembang)
Resolution : Where
the problems in the story is solved. Masalah selesai, --- secara baik
"happy ending" ataupun buruk "bad ending".
B. Penelitian
yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Kerangka
berpikir dalam penelitian ini adalah
Peserta didik Teks Narrative
Writing Langkah-langkah Kemampuan
Retorika Menulis
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
Penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar
peserta didik dan dilakukan dikelas tempat penulis mengajar. Metodologi
penelitiannya adalah sebagai berikut :
A. Setting
Penelitian
1.
Tempat
Peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertempat di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Indra Praja Tembilahan yang terletak di Jalan Pendidikan Kecamatan TembilahanKabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau.
2.
Waktu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diperkirakan
selama dua bulan mulai awal bulan September 2012 sampai akhir bulan Oktober
2012.
3.
subjek tindakan dalam penelitian ini adalah Peserta
didik kelas X.1 yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan
18 orang perempuan.
B. Prosedur
Penelitian
Penelitian
ini direncanakan diadakan dalam 3 (tiga) siklus. Siklus pertama yaitu mencari materi, merancang RPP,
memberikan pretest, memberikan tindakan, memberikan penyajian. Siklus kedua
yaitu menganalisa hasil, refleksi, memberikan tindakan. Siklus ketiga yaitu
menganalisa hasil, refleksi .
C. Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian ini berupa test tertulis yaitu pemberian penugasan kepada peserta
didik.
D. Analisis
Data
Keberhasilan
penelitian ini ditentukan oleh meningkatnya hasil belajar. Oleh karena itu
untuk mengukur hasil belajar digunakan test tertulis untuk setiap siklus.
Analisa data dilakukan dengan melihat perkembangan peningkatan hasil dari
siklus 1 (satu), 2 (dua), dan 3 (tiga) yang dijelaskan berupa angka dan
deskripsi kemajuan.
No comments:
Post a Comment